Senin, 05 Januari 2009

SYARAT LARUTAN STANDAR

Larutan standar adalah larutan yang disiapkan dengan cara menimbang secara akurat suatu zat yang memiliki kemurnian tinggi dan melarutkannya dengan sejumlah tertentu pelarut dalam wadah pengukur, biasanya yang digunakan adalah labu ukur. Larutan standar yang dipersiapkan dengan cara seperti ini disebut sebagai larutan standar primer.

Bagimana bila kita menyiapkan larutan standar dari zat yang tidak bisa dipastikan kemurniannya?
Contoh disini adalah NaOH, NaOH tidak bisa dipakai sebagai larutan standar primer disebabkan sifatnya yang higroskopis (menyerap air). Dengan kata lain, NaOH menyerap uap air dari lingkungan di sekitarnya. Jadi NaOH terkontaminasi dengan H2O sehingga apabila kita menimbang 1 gram NaOH dipastikan NaOH yang ada kurang dari 1 gram akibat adanya H2O yang sudah diserapnya.

Lalu bagaimana bila kita menginginkan larutan standar NaOH? Alternatif lain adalah dengan membuat larutan NaOH dengan konsentrasi tertentu dan kemudian kita mentitrasinya dengan larutan standar primer asam , contohnya adalah dengan memakai larutan KHP (potassium acid phthalate).
Jadi larutan standar yang disiapkan dengan cara demikian disebut sebagai larutan standar sekunder.

Syarat zat yang bisa dijadikan standar primer :
1. Harus 100% murni.
2. Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan pemanasan, standar primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.
3. Mudah diperoleh
4. Biasanya zat standar primer memiliki Masa molar (MR) yang besar hal ini untuk memperkecil kesalahan relatif atau error pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat dalam jumlah besar memiliki kesalahan relatif yang lebih kecil dibanding dengan menimbang zat dalam jumlah yang kecil.
5. Zat tersebut juga harus memenuhi persyaratan teknik titrasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar